Afrika Lebih Sukai Mobil Asal Indonesia

From Open Source Bridge
Revision as of 00:08, 10 July 2020 by Squashturtle79 (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to: navigation, search

JAKARTA - PT Nissan Motor Indonesia (NMI) merombak manajemen mereka dengan harapan untuk perkembangan sisi bisnis merk asal Jepang itu di pasar nasional. Pasar Otomotif Indonesia. Untuk mewujudkan komitmen kami terhadap pasar Indonesia, kami telah meningkatkan investasi melalui pembangunan berbagai fasilitas serta memproduksi beberapa model yang dikembangkan khusus untuk konsumen Indonesia,” ungkapnya. https://telegra.ph/Selama-Asian-Games-Penjualan-Ritel-Tumbuh-Hingga-15-Persen-07-09 , rantai industri otomotif dari hulu ke hilir juga melibatkan banyak sektor industri lain,” ungkapnya.
https://www.vingle.net/posts/3029410 , pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memacu nilai ekspor produk manufaktur nasional, yang di antaranya terdapat di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Sesuai dengan komitmen Presiden Joko Widodo untuk terus mendorong naiknya kualitas ekspor produk Indonesia, perlu mengakselerasi ekspor produk yang memiliki nilai tambah tinggi,” tegasnya.
Lima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronika, dan kimia. Kenyataan tersebut seolah-olah justru menunjukan ketidakseriusan pemerintah dalam mengembangkan industri otomotif buatan anak bangsa. Adapun negara yang mengimpor kayu manis asal Indonesia adalah seperti Amerika serikat, Singapore, Dubai dan Malaysia. Jadi, Indonesia dan Thailand bersaing di pasar industri otomotif global.

Berbagai upaya tersebut diyakini akan menciptakan industri otomotif yang berdaya saing di kawasan, bahkan secara global. PT Garuda Mataram Motor ATPM untuk Audi dan VW Caravelle, PT Nasional Motor Company juga memegang keagenan merek Mazda dan Hino, kemudian PT Daimler Chrysler Indonesia untuk merek Mercedes, Chrysler dan Jeep. Namun, pesatnya minat investor asing untuk berinvestasi di sektor otomotif ini tidak terlepas dari prospek permintaan kendaraan bermotor di dalam negeri.

Indonesia merupakan salah satu perkembangan otomotif terbesar di ASEAN setelah Thailand. Penerapan revolusi industri 4.0 membuka peluang untuk merevitalisasi kembali industri manufaktur Indonesia, meningkatkan produktivitas pekerja, mendorong ekspor neto, serta membuka sekitar 10 juta lapangan pekerjaan tambahan yang akan menjadi landasan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk menuju 10 ekonomi terbesar di dunia.
Bahkan pemerintah juga ikut mendorong ekspor dan memperdalam industri otomotif nasional dengan mengesahkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No 34 Tahun 2015 yang ditandatangani Menteri Perindustrian Saleh Husin pada 20 Maret 2015. Hasil estimasi model ini juga menunjukan bahwa terjadi skala hasil yang naik (increasing return of scale) pada industri ini, dimana pada setiap penambahan 1% faktor produksi menyebabkan output bertambah sebesar 48,1%.

Kedua, ekspor otomotif di Indonesia juga tidak terlalu dipengaruhi oleh adanya peningkatan investasi Jepang selama IJEPA. Kelima perusahaan industri tersebut adalah PT Indolakto (sektor industri makanan dan minuman), PT Pupuk Kaltim (sektor industri kimia), PT Pan Brothers, Tbk (sektor industri tekstil), PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (sektor industri otomotif), serta PT Hartono Istana Teknologi (sektor industri elektronika).
Masalah yang dikhawatirkan oleh sektor industri manufaktur adalah jika kenaikan BBM dilakukan bersamaan dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), karena dampaknya akan langsung terasa oleh semua sektor industri berupa kenaikan biaya. Untuk memfasilitasi kerja sama kedua negara, kata Simon, Taiwan telah mengundang delapan manufaktur terkenal di bidang mesin perkakas Taiwan untuk menunjukkan produk otomotif mereka dan teknik perakitan.
Presiden berharap semua industri otomotif di Indonesia tak hanya memenuhi pasar domestik saja, tetapi juga mampu ekspor. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) dan Asosiasiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), setiap tahunnya Indonesia memproduksi settidaknya 1,2 juta mobil dan 7 juta motor, menjadikan produksi otomotif nasional sebagai salah satu yang terbesar di dunia saat ini.
Hingga akhir tahun 2018, Semen Indonesia menargetkan penjualan ekspor sebesar 3,2 juta ton. Menperin pun meyakini, Indonesia bisa unggul dalam penerapan Industry 4.0 karena memiliki pasar yang besar. Kementerian Perindustrian tengah fokus mendorong produksi kendaraan yang beremisi karbon rendah atau low carbon emission vehicle (LCEV. Dia menekankan bahwa dia dan tim akan terlibat dalam akuisisi pasar ASEAN karena pasar otomotif di Indonesia tumbuh kuat dan pasar domestik tidak penuh dengan produk eksternal.